Selasa, 01 Desember 2009

ANALISIS CITRA DENGAN BANTUAN KOMPUTER

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas penginderaan jarak jauh ini tanpa hambatan yang begitu berarti.
Tugas penginderaan jarak jauh ini disusun sebagai syarat dalam proses pembelajaran yang berlangsung di lingkungan Program Pasca Sarjana Magister Program Studi Ilmu Kehutanan Universitas Mulawarman.
Banyak beberapa hal dari isi tulisan yang perlu dilakukan pembenahan, untuk itu beberapa saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
Akhir kata penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.




Samarinda, Januari 2007

















ANALISIS CITRA DENGAN BANTUAN KOMPUTER

A. Sistem Analisis Citra

Pada awal dekade 1970 an, tujuan umum penggunaan komputer adalah untuk mengolah data landsat. Biasanya produk akir yang berupa cetakan belum dapat dilihat sampai dengan selesainya pemrosesan.
Image 100, adalah produk pertama tahun 1970 an yang bisa memberikan tayangan interaktif pada layar komputer berukuran 512 baris dan 512 kolom pixel.
Dewasa ini kecenderungan penggunanaan layar tayangan lebih besar (misal 1024 baris), kapasitas penyimpanan yang lebih besar, pengolahan lebih cepat, dan siap dioperasikan oleh pengguna yang kurang berpengalaman. Sistem ini ,hanya memerlukan waktu latihan satu minggu atau lebih untuk latihan.
Sistem dalam analisis citra dapat berupa sistem khusus yang dirancang dengan sebuah komputer mini atau komputer mikro (saat ini telah banyak digunakan di Indonesia). Pada komputer ini terdapat CPU (Central Processor Unit) yang menghasilkan dua fungsi dasar untuk kontrol dan operasi matematik yang ditempatkan pada memori dan kelengkapannya melalui penghubung multiline yang disebut sebuah pusat. Pada komputer mikro CPU dimasukkan sebuah sirkuit integral tunggal atau dobel (saat ini disebut dual core) yang disebut prosesor mikro.
Dalam sistem khusus terdapat sistem analisis interaktif yang memiliki beberapa komponen utama disamping komputer pusatnya, perangkat lunak, dan tayangan video.
Kelengkpan komputer meliputi alat masukan, fasilitas tayangan video (misal kontrol kursor), penyimpanan data dan alat keluaran serta alat tambahan terminal keyboard.




B. Pengolahan Interaktif

Pengolahan interaktif memerlukan operator pada keyboard atau mouse untuk memasukkan perintah komputer dalam langkah-langkah analisis. Sistem analisis interaktif dirancang untuk membantu penafsir dengan p[emilihan piksel-piksel yang terekam dari obyek di bumi (yaitu pemilihan kenampakan) dan dalam menjaga proses pembuatan keputusan (yaitu prosedur klasifikasi).
Beberapa perintah-perintah tersebut diamsukkan dengan pengoperasian terminal yang dialaksanakan oleh sistem perangkat keras (yaitu komponen-komponen fisik) dan beberapa oleh sistem perangkat lunak. Kadang-kadang beberapa fungsi diproses oleh perangkat keras (misalnya konversi data dari vektor ke raster) dan kadang-kadang perangkat lunak memproses fungsi permanen dari program khusus direkam di dalam ROM yang disebut firmwire. Fungsi kusus ini sering dilaksanakan dengan digitizer.
Penyimpanan data sistem analisis citra khusus membutuhkan data on-line lebih besar daripada yanga ada pada awalnya dan keperluan ini naik dengan cepat dengan peluncuran satelit generasi kedua dan dengan tumbuhnya minat dalam memantau perubahan. Data dapat disimpan dengan hardisk, disket maupun CD (piringan disk).
Bila data analog digunakan sebagaimana dengan foto udara dan beberapa penginderaan radar (SLAR) dan data penyiam, diperlukan konversi dari analog ke digital.
Digitasi juga diperlukan untuk membetulkan data dengan peta. Digitasi dapat dilakukan dengan menggunakan flat bed meja digitasi atau langsung pada komputer (digitasi on screen) yang saat ini sering digunakan.
Alat keluaran dapat berupa printer dot matrik (printer garis) atau yang saat ini beredar luas adalah printer dengan tinta cair. Adapun untuk membuat peta yang besar dipgunakan printer yang berukuran besar pula.



C. Analisis Interaktif

Analisis Citra Digital dapat dirinci menjadi 3 (tiga) langkah utama yaitu :
1. Perbaikan Citra (image restoration)
Perbaikan citra sangat penting sebagai bagian dalam analisis citra . Langkah ini merupakan langkah awal misalnya bila akurasi geometrik citra perlu ditingkatkan kualitasnya untuk pemetaan tematik. Pada proses koreksi diletakkan sejumlah besar titik ikat medan ditempatkan sesuai dengan koordinat citra (lajur, baris) dan koordinat (koordinat UTM atau garis lintang dan bujur, sebagaimana terukur pada suatu peta). Demikian juga koreksi radiometriknya sangat diperlukan untuk membetulkan kesalahan radiometrik yang ada.

2. Penajaman Citra (Image Enhanchment)
Teknik penajaman citra yang terkenal adalah Filter (pass filtering) dan perentangan kontras (contrast stretching). Teknik lain yang penting untuk ini adalah transformasi data spektral dalam n saluran. Pada dasarnya transformasi tersebut memperkecil dimensi spektral data pixel. Sebagai contoh, sebaran nilai spektral piksel dua dimensi dalam dua saluran diubah menjadi nilai-nilai baru.
Bila pixel suatu citra daerah hutan ditayangkan dalam bentuk aslinya maka akan nampak sebagai citra dengan kontras rona rendah, karena interval nilai spektralnya sempit. Unutk mengatasi hal ini dibuat histogram frekuensi nilai spektral.. Unutk memanfaatkan nilai-nilai yang tidak digunakan dan unutk meningkatkan kualitas citra , dihitung nilai-nilai baru untuk tiap kelas dengan menggunakan skala densitas lengkap. Teknik ini disebut perentangan kontras linear.

3. Klasifikasi Citra secara Interaktif (Interaktif Image Calssification)
Terdiri dari dua bagian besar yaitu klasifikasi terbimbing (supervised classification) dan klasifikasi tak terbimbing (Unsupervised classification). Klasifikasi ini digunakan untuk identifikasi, evaluasi dan klasifikasi peksel dalm satu citra kedalam kleompok-kelompok.

- Klasifikasi Terbimbing / Terselia (Supervised Classification)
Menurut Lillesand dan Kieffer (1979) pada klasifikasi terbimbing yang pertama ditentukan adalah atributh kelasnya dan kemudian diikuti dengan klasifikasi spektral piksel ke dalam kelas-kelasnya.
Pendekatan yang pertama dilakukan adalah obyek dipilih menurut tujuan studi, informasi dan pengetahuan yang dimiliki untuk daerah tersebut. Lebih tepat apabila dilakukan pengecekan langsung dilapangan (ground cek). Kemudian pada komputer dicari lokasi daerah yang sudah dikenal tersebut , dtetapkan atributnya dan kemudian dengan bantuan komputer akan mencari daerah-daerah yang sama kelas pikselnya. Dileniasi kelas setiap daerah contoh yang homogen, tergantung kondisi medan dan sesuai dengan kenampakan pada foto udara, biasanya disajikan dengan layar monitor dan tayangan grafik sistem analisis citra interaktif. Setelah daerah contoh dibatasi dengan menggunakan cursor komputer memasukkan dan menyimpannya dalam berkas pemanfaatan lebih lanjut. Dalam kondisi normal, makin banyak piksel yang menyusun satu kelas, contoh tersebut makin teliti.

- Klasifikasi tak terbimbing / tak terselia (Unsupervised Classification)
Pada klasifikasi ini terlebih dahulu dipisahkan kelas-kelas secra spektral dan kemudian baru ditentukan atributnya (yakni label kelas) sesuai dengan pengetahuan pengguna atau dilakukan dengan pengecekan dilapangan.
Kelas- kelas spektral daerah contoh dapat ditentukan dengan menggunakan analisis kluster. Hasil analisis tersebut dapat digunakan untuk klasifikasi seluruh citra. Biasanya analisis citra menetapkan jumlah kelas dan komputer mengelompokkan piksel-piksel dalam daerah contoh ke dalam kelas-kelas, tanpa melebihi jumlah piksel yang berada di sekitar piksel pusatnya dalam dimensi n. Jumlah dimensi tergantung jumlah saluran yang digunakan

DAFTAR PUSTAKA


Howard, JA. 1996 Penginderaan Jauh Untuk Sumber Daya Hutan, Teori dan Aplikasi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Lilesand, TM dan Kieffer R.W (1979) Remote sensing and Image interpretation, Wiley, New York.

Prahasta, Edi. 2002. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis, Informatika, Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar