Sejumlah besar informasi dapat diperoleh dari data landsat dalam format salinan kertas (fotografik), volume data landsat yang melimpah dan bentuk digital turunannya menjadikan data tersebut lebih cocok dianalisis dengan bantuan komputer. Analisis data landsat dengan komputer dapat dikelompokkan menjadi :
1. Pemulihan Citra (Image Restoration)
Untuk memulihkan data citra yang mengalami distorsi ke arah gambaran yang lebih sesuai dengan adegan aslinya. Langkahnya meliputi koreksi berbagai distorsi radiometrik dan geometrik yang mungkin ada pada citra asli.
2. Penajaman Citra (Image Enhanchment)
Sebelum menayangkan citra untuk analisis visual teknik penajaman dapat diterapkan untuk menguatkan tampak kontras diantara kenampakan didalam penampilan
3. Klasifikasi Citra (Image classification)
Teknik kuantitatif dapat diterapkan untuk interpretasi secara otomatik data citra digital. Pada proses ini maka tiap pengamatan pixel di evaluasi dan ditetapkan pada suatu kelompok informasi, jadi mengganti arsip data citra dengan suatu matrik jenis kategori.
KOREKSI UNTUK DATA LANDSAT
Pada saat ditransmisikan ke bumi data MSS Landsat mengalami distorsi dengan berbagai cara. Secara radiometrik , nilai digital tidak selalu tepat dalam kaitannya dengan tingkat energi obyek secara geometrik maka letak kenampakan pada citra tidak tepat benar bila memperkecil masalah ini dan menciptakan data citra yang lebih bermanfaat bagi analisis. Oleh karena data MSS Landsat disajikan dalam bentuk numerik maka dimungkinkan penggunaan teknik koreksi dengan ketelitian tinggi dengan menggunakan komputer. Adapun koreksi untuk data landsat ini terdiri sari :
1. Koreksi Radiometrik
Sistem MSS landsat menggunakan jajaran detektor jamak untuk mengindera beberapa garis citra secara bersama-sama pada tiap sapuan cermin
2. Koreksi Geometrik
Pada proses koreksi diletakkan sejumlah besar titik ikat medan ditempatkan sesuai dengan koordinat citra (lajur, baris) dan koordinat (koordinat UTM atau garis lintang dan bujur, sebagaimana terukur pada suatu peta). Nilai koordinat tersebut kemudian digunakan untuk analisis kuadrat terkecil guna menentukan koefisien bagi dua persamaan alih ragam (transformation equation) yang menghubungkan koordinat geografik dan koordinat citra, yakni sebagai berikut :
X = t1 (x, y) dimana : (x, y) = koordinat citra (lajur, baris)
Y = t2 (X, Y) (X,Y) = koordinat peta
t1,t2 = koefisien alih ragam
Proses penerapan alih ragam geometrik terhadap data asli disebut resampling. Proses ini mengikuti pengandaran berikut :
a. Suatu metrik kekuatan yang secara geometrik seragam ditentukan berdasarkan koordinat medan.
b. Komputer mengolah tiap sel di dalam seluruh koordinat tiap sel keluaran dialih ragamkan untuk menentukan koordinat yang sesuai pada rangkaian citra
c. Nilai pixel yang sesuai dipindahkan dan rangkaian data citra ke matrik keluaran
TEKNIK PENAJAMAN DIGITAL
Pengadaran penajaman biasanya dilakukan pada suatu data citra sebelum usaha interpretasi visual. Pengandaran ini dimaksudkna untuk meningkatkan kemungkinan interpretasi citra dengan mempertajam kontras tampak antara wujud dalam suatu adegan. Untuk maksud ini dapat digunakan berbagai teknik penajaman. Lagipula teknik ini tidak hanya dapat digunakan untuk data landsat tetapi juga untuk data citra digital yang lain. Sebagai contoh, data MSS pada wahana udara atau data topografi yang diangkakan dapat dipertajam secara digital sebelum interpretasi visual.
Sebagian besar teknik penajaman dapat dicirikan dengan dua hal yakni pengandaran titik dan pengandaran lokal. Pengandaran titik mengubah nilai kecerahan setiap piksel di dalam suatu data citra secara terpisah. Pengandaran lokal mengubah nilai tiap piksel dalam hubunganya dengan nilai kecerahan piksel disekitarnya.
Selasa, 01 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar